Khamis, 4 Ogos 2011

jejari menari

         Mengamit rindu kepada yang tidak sudi, menyesakkan jiwa malah memberi kepedihan yang bertandang di dada. perit yang tidak tertanggung memenuhi ruang rongga terus menyalur urat saraf sampai  ke kepala. Pemandangan yang menarik bukan lagi meyenangkan hati yang bergelora seumpama stunami  menunggu masanya dan hanya tunggu lahar gunung  berapi memuntah segala yang tersimpan di hati. Kemana  nilai hati nurani ihsan dalam dirimu kekasih belahan jiwa yang aku puja selama ini. Walaupun alam semester menentang keras berhubungan kita akan tetapi aku sanggup mencarikkan sekeping hati demi cintaku padamu yang dicintai. Kau tegar menperkotak katik cintaku yang agung  dengan  kata-katamu yang tajam kadangkala menyindir bersama mimik muka mu yang jelik apabila memandangku. Adakah diri ini tidak bisa berdampingan denganmu yang mempunyai sifat sempurna malah tidak ada cacat cela dipandanganku.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan